Hampir
semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron
yangdigunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik.
Generator sinkrondapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator
sinkron AC satu fasatergantung dari kebutuhan.
Konstruksi Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan magnet rotor. Rotor
generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet berputar
pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada
kumparan stator generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya
adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat
berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor silinder).
Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor.
Rotor
silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub,
sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau
lebih kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar
prime mover, frekuensi dan rating daya generator. Generator dengan
kecepatan 1500 rpm ke atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar
10MVA menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA
dan kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu.
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip ring dan sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada batang rotor generator sinkron.
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika
sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen,
maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan
magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh
magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator
(disebut generator kutub eksternal / external pole generator)
yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini
dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga
menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi
permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator),
yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC
dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan
sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi
sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan
AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada tiga
kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa
dengan sudut 120°.
. Pada
rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan
rotor disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara
sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator),
suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah.
Jika rotor menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat
karbon tidak begitu diperlukan.
Kecepatan Putar Generator Sinkron
Frekuensi
elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas
rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor
bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan
magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh
karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor
dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar
pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan.
Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor
arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz
pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Alternator tanpa beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.fluks
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh IF
Dalam
keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (IF).
Alternator Berbeban
Dalam
keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu
dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ).
Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor
(Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator adalah:
Ea = V + I.Ra + j I.Xs (1.3)
Xs = Xm + Xa (1.4)
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan
ini biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal
generator. Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal hanya
ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa faktor
yang menyebabkan perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan
terminal adalah:
1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator, disebut reaksi jangkar.
2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
3. Resistansi kumparan jangkar.
4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Menentukan Parameter Generator Sinkron
Harga s X diperoleh
dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban dan percobaan
hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban, generator diputar pada
kecepatan ratingnya dan terminal generator tidak dihubungkan ke beban.
Arus eksitasi medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi medan
dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator diukur pada tiap
tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0)
sehingga V sama dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva Ea sebagai fungsi arus medan (If). Dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah harga liniernya (unsaturated).
Pemakaian harga linier yang merupakan garis lurus cukup beralasan
mengingat kelebihan arus medan pada keadaan jenuh sebenarnya
dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.
Pengujian
yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini mula-mula
arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat
melalui ampere meter. Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) diukur
dengan mengubah arus eksitasi medan. Dari pengujian hubung singkat akan
menghasilkan hubungan antara arus jangkar (Ia ) sebagai fungsi arus medan (IF), dan ini merupakan garis lurus.
Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)
Pengaturan
tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara keadaan
beban nol (VNL) dengan beban penuh (VFL).
Kerja Paralel Alternator
Untuk
melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya
listrik. Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa
digunakan bersama, maka dilakukan penggabungan alternator dengan cara
mempararelkan dua atau lebih alternator pada sistem tenaga dengan maksud
memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem. Selain untuk
tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga
kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus
dihentikan, misalnya untuk istirahat atau reparasi, maka alternator lain
masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Harga
sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan
bertentangan dalam arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama
dalam kebesarannya dan bertentangan dalam arah dengan harga efektif
tegangan jalajala.
2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
3. Fasa kedua alternator harus sama
4. Urutan fasa kedua alternator harus sama
Bila
sebuah generator ’G’ akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G
diputar oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu
penguatan IF diatur hingga tegangan terminal generator
tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang
dapat berupa lampu sinkronoskop hubungan terang.